Aceh Jaya, 26 Oktober 2025 – Sosok Murniadi atau yang akrab disapa Dedi Penyu menjadi figur penting di balik berdirinya Konservasi Penyu Aroen meubanja di Desa Gede Panga, Kecamatan Panga, Aceh Jaya. Sejak tahun 2012, ia telah aktif menyelamatkan telur penyu dari ancaman perburuan di pesisir pantai.
Murniadi menjelaskan bahwa kepeduliannya terhadap pelestarian penyu berawal dari kebiasaan masyarakat yang berubah pasca tsunami. “Dulu sebelum tsunami, setiap orang yang menemukan telur penyu tidak akan mengambil semuanya. Pasti akan disisakan sebagian untuk diselamatkan kembali. Sekarang semuanya diambil, makanya saya mulai bergerak,” ungkapnya.
Ia menuturkan, pada tahun 2012 dirinya bersama sejumlah teman dari unsur Panglima Laut mulai melakukan penyelamatan telur penyu secara mandiri. Saat itu, mereka mendapat bimbingan dari aktivis konservasi penyu asal Banda Aceh, Rahmat atau Rahmat Penyu. “Tahun pertama kami hanya menyelamatkan satu sarang, dan alhamdulillah tingkat keberhasilannya mencapai 85 persen ” tambahnya.
Selama menjalankan kegiatan konservasi, Murniadi mengaku menghadapi tantangan besar, terutama maraknya perburuan telur penyu di sepanjang pesisir. “Sejak dulu orang mencari telur penyu tanpa adanya larangan dan tanpa tahu bahwa penyu adalah hewan langka yang dilindungi. Jadi tantangan utama kami itu pemburu yang belum mendapat sosialisasi,” jelasnya.
Dalam upaya sosialisasi, ia mengaku sempat mengundang langsung Bupati Aceh Jaya saat itu, Ir. Abdurrahman, untuk ikut melepas tukik pertama sebagai bentuk kampanye pelestarian. “Dengan hadirnya Pak Bupati, masyarakat jadi tahu bahwa kegiatan ini penting. Tanpa undangan besar pun, orang langsung bertanya kenapa Bupati datang ke pantai dan itu jadi bentuk kampanye gratis bagi kami,” ujarnya.
Menariknya, nama “Dedi Penyu” juga memiliki makna tersendiri. Ia menganggap nama tersebut sebagai bentuk kampanye kreatif agar masyarakat penasaran. “Kalau Didi saja orang biasa dengar, tapi kalau Didi Penyu, orang akan bertanya-tanya. Dari situ mereka tahu kalau saya adalah salah satu penyelamat penyu di Panga,” tuturnya.
Murniadi juga menyampaikan bahwa kelompok konservasi yang ia pimpin kini telah mendapatkan legalitas melalui Surat Keputusan (SK) Bupati Aceh Jaya. “Seiring waktu, kami dikeluarkan SK Bupati dan diakui sebagai kelompok konservasi penyu berbasis masyarakat. Kami juga bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh Jaya,” ujarnya.
Menurutnya, konservasi penyu sangat penting bagi generasi muda agar mereka dapat memahami dan melanjutkan upaya pelestarian lingkungan. “Kami terus memberikan edukasi mulai dari tingkat TK, SD, SMP hingga mahasiswa. Harapan kami, anak muda bisa melanjutkan kegiatan konservasi ini supaya tetap berkelanjutan,” tutupnya.
Laporan: Mutia
Editor: Cahwardana
Sumber: Wawancara langsung dengan Ketua Konservasi Penyu Aroen meubanja, Murniadi (Dedi Penyu)

0 Komentar